Upacara pernikahan adat Bugis merupakan adat istiadat yang sangat sakral dan penuh makna. Tradisi pernikahan ini telah diwariskan turun temurun oleh masyarakat Bugis dan masih banyak dilestarikan hingga saat ini.
Prosesi pernikahan adat Bugis sangat unik dan memiliki banyak aturan. Ada beberapa tahap penting dalam upacara ini, seperti acara lamaran, mappettuada, mappasilaka, dan mappacci. Setiap tahap memiliki makna dan tujuan tersendiri.
Tradisi pernikahan adat Bugis sangat penting bagi masyarakat Bugis karena:
- Memperkuat ikatan kekeluargaan.
- Melestarikan nilai-nilai budaya Bugis.
- Menjadi penanda status sosial bagi keluarga pengantin.
Sejarah mencatat bahwa upacara pernikahan adat Bugis telah mengalami perkembangan dan perubahan seiring waktu. Namun, esensi dan makna dari tradisi ini tetap terjaga dengan baik. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang adat pernikahan adat Bugis, prosesi adat, dan makna yang terkandung di dalamnya.
Adat Pernikahan Orang Bugis
Adat pernikahan orang Bugis merupakan tradisi yang sangat penting dan memiliki banyak aspek penting yang perlu dipahami. Berikut adalah 10 aspek penting adat pernikahan orang Bugis:
- Prosesi lamaran
- Mappettuada
- Mappasilaka
- Mappacci
- Mas kawin
- Pakaian adat
- Makanan adat
- Musik adat
- Tari adat
- Nilai-nilai budaya
Setiap aspek dalam adat pernikahan orang Bugis memiliki makna dan tujuan tersendiri. Misalnya, prosesi lamaran merupakan tahap awal untuk menjalin hubungan antara dua keluarga. Mappettuada adalah acara dimana keluarga pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan untuk melamar. Mappasilaka adalah acara dimana keluarga pihak perempuan menerima lamaran dari pihak laki-laki. Dan mappacci adalah acara puncak dari prosesi pernikahan adat Bugis, dimana kedua mempelai disatukan dalam ikatan pernikahan.
Prosesi Lamaran
Prosesi lamaran merupakan tahap awal dalam adat pernikahan orang Bugis. Prosesi ini memiliki makna yang sangat penting, karena menjadi penentu apakah sebuah hubungan akan berlanjut ke jenjang pernikahan atau tidak. Prosesi lamaran biasanya diawali dengan pihak keluarga laki-laki datang ke rumah pihak keluarga perempuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Pihak keluarga perempuan kemudian akan mempertimbangkan lamaran tersebut dan memberikan jawabannya pada waktu yang telah ditentukan.
Prosesi lamaran menjadi komponen penting dalam adat pernikahan orang Bugis karena beberapa alasan. Pertama, prosesi lamaran merupakan bentuk penghormatan kepada kedua belah pihak keluarga. Kedua, prosesi lamaran memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak keluarga untuk saling mengenal lebih jauh. Ketiga, prosesi lamaran merupakan tanda keseriusan pihak laki-laki untuk mempersunting pihak perempuan.
Dalam praktiknya, prosesi lamaran adat pernikahan orang Bugis biasanya dilakukan dengan cara yang sederhana. Pihak keluarga laki-laki akan datang ke rumah pihak keluarga perempuan dengan membawa beberapa seserahan, seperti sirih pinang, kue-kue tradisional, dan uang panaik. Pihak keluarga perempuan kemudian akan menerima seserahan tersebut dan mempertimbangkan lamaran tersebut. Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak keluarga akan menentukan tanggal pernikahan.
Memahami hubungan antara prosesi lamaran dan adat pernikahan orang Bugis sangat penting karena dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan tradisi masyarakat Bugis. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu dalam melestarikan tradisi adat pernikahan orang Bugis untuk generasi mendatang.
Mappettuada
Dalam adat pernikahan orang Bugis, Mappettuada merupakan salah satu prosesi yang sangat penting. Prosesi ini melambangkan kesiapan pihak keluarga laki-laki untuk mempersunting pihak perempuan.
- Kedatangan Keluarga Laki-laki
Mappettuada diawali dengan kedatangan pihak keluarga laki-laki ke rumah pihak keluarga perempuan. Kedatangan ini biasanya dilakukan dengan membawa seserahan, seperti sirih pinang, kue-kue tradisional, dan uang panaik.
- Pemberian Mahar
Setelah pihak keluarga laki-laki tiba di rumah pihak keluarga perempuan, mereka akan menyerahkan mahar kepada pihak keluarga perempuan. Mahar biasanya berupa uang atau barang berharga lainnya.
- Pertemuan Kedua Keluarga
Setelah penyerahan mahar, kedua belah pihak keluarga akan bertemu untuk membicarakan rencana pernikahan. Pertemuan ini biasanya dilakukan dengan suasana kekeluargaan dan penuh keakraban.
- Penetapan Tanggal Pernikahan
Pada pertemuan kedua belah pihak keluarga, mereka akan menetapkan tanggal pernikahan. Tanggal pernikahan biasanya dipilih berdasarkan perhitungan hari baik menurut adat Bugis.
Mappettuada merupakan prosesi yang sangat penting dalam adat pernikahan orang Bugis karena melambangkan kesiapan dan keseriusan pihak keluarga laki-laki untuk mempersunting pihak perempuan. Selain itu, prosesi ini juga menjadi ajang bagi kedua belah pihak keluarga untuk saling mengenal lebih jauh dan menjalin hubungan kekeluargaan.
Mappasilaka
Mappasilaka merupakan salah satu prosesi penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Prosesi ini melambangkan penerimaan pihak keluarga perempuan terhadap lamaran pihak keluarga laki-laki.
- Pemberian Mahar
Pada prosesi Mappasilaka, pihak keluarga laki-laki akan memberikan mahar kepada pihak keluarga perempuan. Mahar biasanya berupa uang atau barang berharga lainnya, seperti emas atau tanah.
- Penerimaan Lamaran
Setelah menerima mahar, pihak keluarga perempuan akan menyatakan menerima lamaran dari pihak keluarga laki-laki. Penerimaan lamaran ini biasanya dilakukan dengan menyerahkan sirih pinang kepada pihak keluarga laki-laki.
- Penetapan Tanggal Pernikahan
Setelah lamaran diterima, kedua belah pihak keluarga akan menetapkan tanggal pernikahan. Tanggal pernikahan biasanya dipilih berdasarkan perhitungan hari baik menurut adat Bugis.
- Persiapan Pernikahan
Setelah tanggal pernikahan ditetapkan, kedua belah pihak keluarga akan mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pernikahan. Persiapan ini meliputi persiapan tempat, makanan, dan pakaian adat.
Mappasilaka merupakan prosesi yang sangat penting dalam adat pernikahan orang Bugis karena melambangkan kesiapan dan keseriusan kedua belah pihak keluarga untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Selain itu, prosesi ini juga menjadi ajang bagi kedua belah pihak keluarga untuk menjalin hubungan kekeluargaan.
Mappacci
Mappacci merupakan prosesi puncak dalam adat pernikahan orang Bugis. Prosesi ini melambangkan penyatuan dua insan dalam ikatan pernikahan. Mappacci biasanya dilakukan di rumah pihak perempuan dan dihadiri oleh kedua belah pihak keluarga serta para tamu undangan.
Prosesi Mappacci diawali dengan pembacaan doa dan penyerahan mahar oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Setelah itu, kedua mempelai akan dipakaikan pakaian adat Bugis dan duduk berdampingan di atas pelaminan. Prosesi Mappacci kemudian dilanjutkan dengan saling tukar cincin dan pembacaan ikrar nikah oleh kedua mempelai. Setelah itu, kedua mempelai akan dinyatakan sah menjadi suami istri menurut adat Bugis.
Mappacci merupakan prosesi yang sangat penting dalam adat pernikahan orang Bugis karena melambangkan penyatuan dua insan dalam ikatan pernikahan. Prosesi ini juga menjadi ajang bagi kedua belah pihak keluarga untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Selain itu, Mappacci juga menjadi simbol kebudayaan Bugis yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Mas kawin
Mas kawin merupakan salah satu aspek penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Pemberian mas kawin melambangkan kesanggupan pihak laki-laki untuk menghidupi pihak perempuan setelah menikah.
- Jenis Mas Kawin
Mas kawin dalam adat pernikahan orang Bugis dapat berupa uang, emas, atau tanah. Pemilihan jenis mas kawin biasanya disesuaikan dengan kemampuan pihak laki-laki dan kesepakatan kedua belah pihak keluarga.
- Nilai Mas Kawin
Nilai mas kawin dalam adat pernikahan orang Bugis tidak ditentukan secara pasti. Namun, nilai mas kawin biasanya disesuaikan dengan status sosial dan ekonomi kedua belah pihak keluarga.
- Pemberian Mas Kawin
Pemberian mas kawin dalam adat pernikahan orang Bugis biasanya dilakukan pada saat prosesi lamaran atau mappettuada. Pemberian mas kawin dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan.
- Fungsi Mas Kawin
Mas kawin dalam adat pernikahan orang Bugis memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai simbol kesanggupan pihak laki-laki untuk menghidupi pihak perempuan, sebagai tanda pengikat antara kedua mempelai, dan sebagai harta bersama yang akan digunakan untuk kehidupan rumah tangga.
Dengan demikian, mas kawin merupakan aspek penting dalam adat pernikahan orang Bugis yang memiliki makna dan fungsi yang sangat dalam. Pemberian mas kawin menjadi simbol kesanggupan pihak laki-laki untuk menghidupi pihak perempuan, tanda pengikat antara kedua mempelai, dan harta bersama yang akan digunakan untuk kehidupan rumah tangga.
Pakaian adat
Pakaian adat merupakan salah satu aspek penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Pakaian adat yang dikenakan oleh kedua mempelai melambangkan status sosial dan kebudayaan Bugis.
- Baju Bodo
Baju Bodo merupakan pakaian adat perempuan Bugis yang terbuat dari kain sutera atau beludru. Baju Bodo memiliki lengan panjang dan kerah berbentuk V. Baju Bodo biasanya dipadukan dengan sarung tenun dan selendang.
- Jas Tutup
Jas Tutup merupakan pakaian adat laki-laki Bugis yang terbuat dari kain beludru atau sutera. Jas Tutup memiliki lengan panjang dan kerah tertutup. Jas Tutup biasanya dipadukan dengan celana panjang dan songkok.
- Passapu
Passapu merupakan hiasan kepala yang dikenakan oleh kedua mempelai. Passapu terbuat dari kain sutera atau beludru yang dibentuk menyerupai mahkota. Passapu dihiasi dengan berbagai macam aksesoris, seperti manik-manik, permata, dan bulu burung.
- Keris
Keris merupakan senjata tradisional yang dikenakan oleh mempelai laki-laki. Keris melambangkan keberanian dan keperkasaan mempelai laki-laki.
Pakaian adat dalam adat pernikahan orang Bugis memiliki makna dan fungsi yang sangat dalam. Pakaian adat tersebut melambangkan status sosial dan kebudayaan Bugis, serta menjadi simbol kesakralan dan kehormatan bagi kedua mempelai.
Makanan adat
Makanan adat merupakan salah satu aspek penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Makanan adat yang disajikan dalam acara pernikahan memiliki makna dan simbolisme tersendiri, serta mencerminkan kekayaan budaya Bugis.
Makanan adat dalam adat pernikahan orang Bugis memiliki fungsi sebagai berikut:
- Menjamu tamu dan undangan yang hadir
- Menunjukkan status sosial dan ekonomi keluarga kedua mempelai
- Melambangkan doa dan harapan untuk kehidupan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera
Beberapa contoh makanan adat yang disajikan dalam adat pernikahan orang Bugis antara lain:
- Pallubasa, yaitu sup daging sapi yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah
- Kapurung, yaitu bubur sagu yang disajikan dengan kuah ikan
- Barobbo, yaitu hidangan daging sapi yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah-rempah
- Gohu, yaitu bubur ketan hitam yang disajikan dengan gula aren
Makanan adat dalam adat pernikahan orang Bugis menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan prosesi pernikahan. Makanan adat tidak hanya berfungsi sebagai hidangan untuk para tamu, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam, sehingga keberadaannya sangat penting untuk melestarikan budaya Bugis.
Musik adat
Dalam adat pernikahan orang Bugis, musik memegang peranan yang sangat penting. Musik adat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan prosesi pernikahan.
- Musik Pengiring Prosesi
Musik pengiring prosesi adalah musik yang dimainkan untuk mengiringi berbagai prosesi dalam adat pernikahan orang Bugis, seperti prosesi lamaran, mappettuada, mappasilaka, dan mappacci. Musik pengiring prosesi biasanya dimainkan menggunakan alat musik tradisional Bugis, seperti gendang, suling, dan rebana.
- Lagu Daerah
Lagu daerah merupakan bagian dari musik adat yang dinyanyikan dalam acara pernikahan orang Bugis. Lagu daerah yang dinyanyikan biasanya bertemakan tentang cinta, pernikahan, dan kebahagiaan. Lagu daerah yang sering dinyanyikan dalam acara pernikahan orang Bugis antara lain “Anakmata”, “Bissu”, dan “Pangngadereng”.
- Tarian Tradisional
Tarian tradisional merupakan salah satu bentuk musik adat yang ditampilkan dalam acara pernikahan orang Bugis. Tarian tradisional yang ditampilkan biasanya bertemakan tentang kebudayaan Bugis, seperti tari Pakkarena, tari Bissu, dan tari Ronggeng.
- Pantun
Pantun merupakan bentuk musik adat yang berupa syair berirama yang diucapkan dalam acara pernikahan orang Bugis. Pantun biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasehat kepada kedua mempelai. Pantun yang diucapkan dalam acara pernikahan orang Bugis biasanya bertemakan tentang cinta, pernikahan, dan kebahagiaan.
Musik adat dalam adat pernikahan orang Bugis tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Musik adat menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan prosesi pernikahan, dan keberadaannya sangat penting untuk melestarikan budaya Bugis.
Tari adat
Tari adat memegang peranan penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Tari adat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan prosesi pernikahan.
- Tari Pakarena
Tari Pakarena adalah tarian tradisional Bugis yang sering ditampilkan dalam acara pernikahan. Tari ini dibawakan oleh perempuan dan laki-laki secara berpasangan, dengan gerakan yang anggun dan lemah gemulai. Tari Pakarena melambangkan keserasian dan keharmonisan dalam berumah tangga.
- Tari Bissu
Tari Bissu adalah tarian tradisional Bugis yang ditampilkan oleh bissu, yaitu kelompok masyarakat adat Bugis yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Tari Bissu melambangkan hubungan antara manusia dengan alam dan Tuhan.
- Tari Ronggeng
Tari Ronggeng adalah tarian tradisional Bugis yang dibawakan oleh perempuan. Tari ini memiliki gerakan yang lincah dan dinamis, dengan iringan musik gendang dan suling. Tari Ronggeng melambangkan keceriaan dan kegembiraan dalam sebuah pernikahan.
- Tari Mappadendang
Tari Mappadendang adalah tarian tradisional Bugis yang dibawakan oleh laki-laki. Tari ini memiliki gerakan yang gagah dan bertenaga, dengan iringan musik gendang dan gong. Tari Mappadendang melambangkan kekuatan dan keberanian dalam berumah tangga.
Tari adat dalam adat pernikahan orang Bugis tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Tari adat menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan prosesi pernikahan, dan keberadaannya sangat penting untuk melestarikan budaya Bugis. Tari adat dalam adat pernikahan orang Bugis mencerminkan nilai-nilai luhur Bugis, seperti keserasian, keharmonisan, hubungan dengan alam dan Tuhan, keceriaan, kegembiraan, kekuatan, dan keberanian.
Nilai-nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan aspek penting dalam adat pernikahan orang Bugis. Nilai-nilai ini membentuk landasan filosofis dan etika yang mendasari seluruh prosesi pernikahan, mulai dari tahap lamaran hingga resepsi pernikahan.
- Gotong Royong
Nilai gotong royong tercermin dalam keterlibatan seluruh anggota keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan dan melaksanakan acara pernikahan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, sehingga acara pernikahan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
- Saling Menghormati
Nilai saling menghormati sangat dijunjung tinggi dalam adat pernikahan orang Bugis. Kedua belah pihak keluarga saling menghormati adat dan tradisi masing-masing, serta memperlakukan satu sama lain dengan sopan dan penuh kasih sayang.
- Musyawarah dan Mufakat
Dalam menentukan setiap keputusan terkait pernikahan, kedua belah pihak keluarga selalu mengutamakan musyawarah dan mufakat. Keputusan yang diambil merupakan hasil kesepakatan bersama, sehingga dapat diterima dan dijalankan oleh semua pihak.
- Penghargaan terhadap Leluhur
Nilai penghargaan terhadap leluhur tercermin dalam berbagai ritual dan tradisi yang dilakukan selama acara pernikahan. Kedua mempelai dan keluarga besar memanjatkan doa kepada leluhur untuk memohon restu dan perlindungan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Nilai-nilai budaya ini tidak hanya menjadi pedoman dalam pelaksanaan adat pernikahan orang Bugis, tetapi juga menjadi cerminan karakter masyarakat Bugis yang menjunjung tinggi kerja sama, saling menghormati, musyawarah, dan penghargaan terhadap leluhur. Nilai-nilai ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga adat pernikahan orang Bugis tetap lestari dan menjadi bagian penting dari budaya Bugis.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai adat pernikahan orang Bugis:
Pertanyaan 1: Apa saja tahapan utama dalam adat pernikahan orang Bugis?
Jawaban: Tahapan utama dalam adat pernikahan orang Bugis meliputi proses lamaran, mappettuada, mappasilaka, dan mappacci.
Pertanyaan 2: Apa makna dari prosesi mappettuada?
Jawaban: Mappettuada merupakan prosesi di mana pihak keluarga laki-laki datang ke rumah pihak keluarga perempuan untuk meminang dan menyampaikan maksud pernikahan.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menentukan tanggal pernikahan dalam adat Bugis?
Jawaban: Tanggal pernikahan ditentukan berdasarkan perhitungan hari baik menurut adat Bugis yang disebut “almanak to bissu”.
Pertanyaan 4: Apa saja jenis pakaian adat yang dikenakan oleh kedua mempelai dalam adat pernikahan Bugis?
Jawaban: Pihak mempelai wanita mengenakan baju bodo, sedangkan pihak mempelai pria mengenakan jas tutup.
Pertanyaan 5: Apa makna dari tarian pakarena dalam adat pernikahan Bugis?
Jawaban: Tarian pakarena melambangkan keserasian dan keharmonisan dalam rumah tangga.
Pertanyaan 6: Apa saja nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi dalam adat pernikahan orang Bugis?
Jawaban: Nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi dalam adat pernikahan orang Bugis antara lain gotong royong, saling menghormati, musyawarah dan mufakat, serta penghargaan terhadap leluhur.
Dengan memahami pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh informasi yang lebih komprehensif mengenai adat pernikahan orang Bugis.
Pada pembahasan selanjutnya, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang makna dan simbolisme dalam setiap tahapan adat pernikahan orang Bugis.
Tips Adat Pernikahan Orang Bugis
Setelah memahami berbagai aspek adat pernikahan orang Bugis, berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam mempersiapkan dan melaksanakan acara pernikahan adat Bugis:
Tip 1: Persiapkan Diri Anda secara Mental dan Finansial
Pernikahan adat Bugis membutuhkan persiapan yang matang baik secara mental maupun finansial. Pastikan Anda dan pasangan siap secara mental untuk menjalani kehidupan rumah tangga dan memiliki kemampuan finansial untuk membiayai acara pernikahan.
Tip 2: Libatkan Keluarga dan Kerabat Dekat
Libatkan keluarga dan kerabat dekat dalam mempersiapkan acara pernikahan. Mereka dapat membantu dalam berbagai hal, seperti mempersiapkan makanan, mengatur tempat, dan menyambut tamu.
Tip 3: Hormati Adat dan Tradisi
Hormati adat dan tradisi yang berlaku dalam adat pernikahan orang Bugis. Hal ini meliputi penggunaan bahasa yang sopan, mengenakan pakaian adat yang sesuai, dan mengikuti seluruh prosesi dengan baik.
Tip 4: Siapkan Seserahan dan Mas Kawin
Siapkan seserahan dan mas kawin sesuai dengan adat dan kemampuan finansial Anda. Seserahan biasanya terdiri dari pakaian, perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari, sedangkan mas kawin dapat berupa uang atau barang berharga lainnya.
Tip 5: Jaga Keharmonisan dengan Keluarga Pasangan
Jaga keharmonisan dengan keluarga pasangan Anda. Bangun hubungan baik dengan mertua dan saudara ipar Anda, karena mereka akan menjadi bagian dari keluarga besar Anda setelah menikah.
Tip 6: Nikmati Prosesinya
Nikmati setiap prosesi dalam adat pernikahan orang Bugis. Acara pernikahan ini merupakan momen spesial dan bersejarah bagi Anda dan pasangan. Jangan terlalu stres dan hargai setiap momen yang terjadi.
Tip 7: Lestarikan Budaya dan Nilai-Nilai Bugis
Anggap adat pernikahan orang Bugis bukan hanya sebagai acara seremonial, tetapi juga sebagai kesempatan untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur Bugis. Wariskan tradisi ini kepada generasi mendatang agar tetap terjaga kelestariannya.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan Anda dapat mempersiapkan dan melaksanakan adat pernikahan orang Bugis dengan baik dan berkesan. Prosesi pernikahan yang khidmat dan penuh makna akan menjadi awal yang baik bagi perjalanan rumah tangga Anda dan keluarga.
Pada pembahasan selanjutnya, kita akan mengulas tentang makna dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam adat pernikahan orang Bugis.
Kesimpulan
Melalui pembahasan yang mendalam tentang adat pernikahan orang Bugis, kita memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Beberapa poin utama yang saling berkaitan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Adat pernikahan orang Bugis merupakan perwujudan budaya dan identitas masyarakat Bugis yang memiliki makna dan simbolisme mendalam.Setiap tahapan dalam prosesi pernikahan, mulai dari lamaran hingga resepsi, memiliki makna dan tujuan tertentu, yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, saling menghormati, musyawarah, dan penghargaan terhadap leluhur.Melestarikan adat pernikahan orang Bugis tidak hanya berarti menjaga tradisi, tetapi juga melestarikan nilai-nilai luhur dan memperkuat ikatan kekeluargaan.
Adat pernikahan orang Bugis merupakan warisan budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Melalui pelestarian tradisi ini, kita tidak hanya melestarikan budaya leluhur tetapi juga memperkuat nilai-nilai luhur yang menjadi landasan masyarakat Bugis. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan adat pernikahan orang Bugis sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.