Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Dampak Negatif Iptek Pertanian: Temuan dan Wawasan Penting

9
×

Dampak Negatif Iptek Pertanian: Temuan dan Wawasan Penting

Share this article
Dampak Negatif Iptek Pertanian: Temuan dan Wawasan Penting

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian adalah dampak buruk yang ditimbulkan oleh penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan pertanian. Pengaruh negatif ini dapat berupa kerusakan lingkungan, penurunan kualitas hasil pertanian, dan dampak sosial ekonomi.

Salah satu pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian adalah kerusakan lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air, sehingga merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian modern, seperti mesin traktor dan alat berat, dapat menyebabkan pemadatan tanah dan erosi, yang semakin memperburuk kerusakan lingkungan.

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian lainnya adalah penurunan kualitas hasil pertanian. Penggunaan varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan membuat tanaman lebih rentan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan tanaman tumbuh terlalu cepat dan menghasilkan buah atau sayuran yang kurang berkualitas.

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian juga dapat berdampak pada sosial ekonomi. Mekanisasi pertanian dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi petani kecil, sehingga meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian modern dapat membuat petani bergantung pada perusahaan besar yang memproduksi benih, pupuk, dan pestisida, sehingga mengurangi kemandirian petani.

Pengaruh Negatif Iptek dalam Bidang Pertanian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) membawa pengaruh positif bagi berbagai bidang, termasuk pertanian. Namun, di sisi lain, iptek juga dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain:

  • Kerusakan lingkungan
  • Penurunan kualitas hasil pertanian
  • Dampak sosial ekonomi
  • Ketergantungan pada perusahaan besar
  • Hilangnya lapangan kerja
  • Pencemaran tanah dan air
  • Erosi dan pemadatan tanah
  • Berkurangnya keanekaragaman hayati
  • Meningkatnya kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air, sehingga merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia. Mekanisasi pertanian dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi petani kecil, sehingga meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian modern dapat membuat petani bergantung pada perusahaan besar yang memproduksi benih, pupuk, dan pestisida, sehingga mengurangi kemandirian petani.

Kerusakan lingkungan

Kerusakan Lingkungan, Pendidikan

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian salah satunya adalah kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, serta penggunaan teknologi pertanian modern yang tidak ramah lingkungan.

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air, sehingga merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian modern, seperti mesin traktor dan alat berat, dapat menyebabkan pemadatan tanah dan erosi, yang semakin memperburuk kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan akibat pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian memiliki dampak yang sangat besar. Pencemaran tanah dan air dapat menyebabkan penurunan kualitas hasil pertanian, serta mengancam kesehatan manusia dan ekosistem. Pemadatan tanah dan erosi dapat mengurangi kesuburan tanah, sehingga menurunkan produktivitas pertanian.

Oleh karena itu, penting untuk menggunakan iptek dalam bidang pertanian secara bijak dan ramah lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia harus dilakukan secara tepat dan sesuai kebutuhan. Selain itu, penggunaan teknologi pertanian modern harus dilakukan dengan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.

Penurunan kualitas hasil pertanian

Penurunan Kualitas Hasil Pertanian, Pendidikan

Penurunan kualitas hasil pertanian merupakan salah satu pengaruh negatif dari penggunaan iptek dalam bidang pertanian. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Penggunaan varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik

    Penggunaan varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan membuat tanaman lebih rentan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik seringkali membutuhkan input kimia yang lebih tinggi, seperti pupuk dan pestisida, yang dapat memperburuk masalah kualitas hasil pertanian.

  • Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan

    Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan tanaman tumbuh terlalu cepat dan menghasilkan buah atau sayuran yang kurang berkualitas. Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan residu kimia dalam hasil pertanian, yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

  • Penggunaan pestisida secara berlebihan

    Penggunaan pestisida secara berlebihan dapat membunuh serangga bermanfaat, seperti penyerbuk, yang berperan penting dalam produksi pertanian. Selain itu, penggunaan pestisida secara berlebihan dapat meninggalkan residu kimia dalam hasil pertanian, yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

  • Penggunaan teknologi pertanian yang tidak tepat

    Penggunaan teknologi pertanian yang tidak tepat, seperti penggunaan mesin traktor yang terlalu berat, dapat merusak struktur tanah dan mengurangi kesuburan tanah. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas hasil pertanian.

Penurunan kualitas hasil pertanian akibat pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan manusia, lingkungan, dan perekonomian. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan iptek dalam bidang pertanian secara bijak dan bertanggung jawab, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada kualitas hasil pertanian.

Dampak Sosial Ekonomi

Dampak Sosial Ekonomi, Pendidikan

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian tidak hanya berdampak pada lingkungan dan kualitas hasil pertanian, tetapi juga berdampak pada sosial ekonomi, terutama bagi masyarakat petani.

  • Hilangnya lapangan kerja

    Mekanisasi pertanian, seperti penggunaan traktor dan mesin panen, dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi petani kecil. Hal ini dapat berdampak pada penurunan pendapatan dan peningkatan kemiskinan di kalangan petani.

  • Ketergantungan pada perusahaan besar

    Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti benih unggul dan pupuk kimia, spesso membuat petani bergantung pada perusahaan besar yang memproduksi input pertanian tersebut. Hal ini dapat mengurangi kemandirian petani dan membuat mereka rentan terhadap fluktuasi harga input pertanian.

  • Meningkatnya kesenjangan sosial

    Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian dapat memperlebar kesenjangan sosial antara petani kaya dan petani miskin. Petani kaya yang memiliki akses ke teknologi pertanian modern dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka, sementara petani miskin yang tidak memiliki akses ke teknologi tersebut semakin tertinggal.

  • Konflik sosial

    Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan air untuk irigasi, dapat memicu konflik sosial antara petani yang berebut sumber daya alam.

Dampak sosial ekonomi dari pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian sangat kompleks dan saling terkait. Hilangnya lapangan kerja, ketergantungan pada perusahaan besar, meningkatnya kesenjangan sosial, dan konflik sosial dapat berdampak buruk pada kehidupan petani dan masyarakat pedesaan.

Ketergantungan pada perusahaan besar

Ketergantungan Pada Perusahaan Besar, Pendidikan

Ketergantungan pada perusahaan besar merupakan salah satu pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian. Hal ini terjadi karena penggunaan teknologi pertanian modern, seperti benih unggul dan pupuk kimia, membuat petani bergantung pada perusahaan besar yang memproduksi input pertanian tersebut. Akibatnya, petani menjadi rentan terhadap fluktuasi harga input pertanian dan kehilangan kemandirian dalam berusaha tani.

Sebagai contoh, di Indonesia, banyak petani bergantung pada perusahaan besar untuk memperoleh benih padi unggul. Hal ini membuat petani rentan terhadap kenaikan harga benih yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, petani juga bergantung pada perusahaan besar untuk memperoleh pupuk kimia. Ketergantungan ini membuat petani rentan terhadap fluktuasi harga pupuk kimia di pasaran.

Ketergantungan pada perusahaan besar dapat berdampak negatif pada kehidupan petani. Petani menjadi rentan terhadap eksploitasi oleh perusahaan besar. Selain itu, ketergantungan pada perusahaan besar dapat menghambat inovasi dan pengembangan pertanian di tingkat lokal. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk mengembangkan kemandirian dalam berusaha tani dan mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar.

Hilangnya lapangan kerja

Hilangnya Lapangan Kerja, Pendidikan

Hilangnya lapangan kerja merupakan salah satu dampak negatif dari pengaruh iptek dalam bidang pertanian. Hal ini disebabkan oleh mekanisasi pertanian, yaitu penggunaan mesin dan teknologi untuk mengotomatiskan proses pertanian. Meskipun mekanisasi pertanian dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, namun juga dapat menyebabkan berkurangnya kebutuhan akan tenaga kerja manusia.

  • Dampak pada petani kecil

    Mekanisasi pertanian dapat berdampak signifikan pada petani kecil yang mengandalkan tenaga kerja manual. Dengan penggunaan mesin, petani kecil mungkin kesulitan untuk bersaing dan mempertahankan mata pencaharian mereka.

  • Urbanisasi

    Hilangnya lapangan kerja di bidang pertanian dapat mendorong urbanisasi, karena petani yang kehilangan pekerjaan pindah ke daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan baru.

  • Pengangguran dan kemiskinan

    Hilangnya lapangan kerja di bidang pertanian dapat menyebabkan pengangguran dan kemiskinan di kalangan masyarakat pedesaan. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi.

  • Dampak pada ketahanan pangan

    Hilangnya lapangan kerja di bidang pertanian dapat berdampak pada ketahanan pangan, karena berkurangnya jumlah petani yang memproduksi makanan.

Hilangnya lapangan kerja akibat pengaruh iptek dalam bidang pertanian merupakan masalah kompleks yang perlu ditangani dengan bijaksana. Diperlukan upaya untuk mengembangkan kebijakan dan program yang dapat membantu petani kecil beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mempertahankan mata pencaharian mereka.

Pencemaran tanah dan air

Pencemaran Tanah Dan Air, Pendidikan

Pencemaran tanah dan air merupakan salah satu pengaruh negatif dari penggunaan iptek dalam bidang pertanian. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, serta penggunaan teknologi pertanian modern yang tidak ramah lingkungan.

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air, sehingga merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia. Sebagai contoh, penggunaan pestisida DDT secara berlebihan pada masa lalu menyebabkan pencemaran tanah dan air, serta mengancam kesehatan manusia dan satwa liar. Kasus pencemaran air oleh pupuk kimia juga banyak terjadi di berbagai belahan dunia, seperti kasus pencemaran air di Teluk Meksiko oleh pupuk kimia dari pertanian di Amerika Serikat.

Selain penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, penggunaan teknologi pertanian modern yang tidak ramah lingkungan juga dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air. Misalnya, penggunaan mesin traktor yang terlalu berat dapat menyebabkan pemadatan tanah, yang pada akhirnya dapat mengurangi kesuburan tanah dan mencemari air tanah.

Pencemaran tanah dan air akibat pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian merupakan masalah serius yang perlu ditangani dengan bijaksana. Pencemaran tanah dan air dapat merusak ekosistem, mengancam kesehatan manusia, dan mengurangi produktivitas pertanian. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan iptek dalam bidang pertanian secara bijak dan bertanggung jawab, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada tanah dan air.

Erosi dan pemadatan tanah

Erosi Dan Pemadatan Tanah, Pendidikan

Erosi dan pemadatan tanah merupakan dua masalah serius yang mengancam produktivitas pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Erosi adalah proses pengikisan lapisan atas tanah oleh air, angin, atau es, sedangkan pemadatan tanah adalah proses pengerasan tanah akibat penggunaan mesin berat atau penggembalaan yang berlebihan.

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti traktor dan mesin pertanian lainnya, dapat memperparah masalah erosi dan pemadatan tanah. Traktor yang terlalu berat dapat memadatkan tanah, sehingga mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air dan udara. Hal ini dapat menyebabkan limpasan air dan erosi, yang pada akhirnya dapat mengurangi kesuburan tanah dan produktivitas pertanian.

Erosi dan pemadatan tanah memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap pertanian. Erosi dapat menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur, sehingga mengurangi kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Pemadatan tanah dapat mengurangi pertumbuhan tanaman dan hasil panen, serta meningkatkan kerentanan tanaman terhadap penyakit dan hama. Selain itu, erosi dan pemadatan tanah dapat menyebabkan pencemaran air dan kerusakan ekosistem.

Untuk mengatasi masalah erosi dan pemadatan tanah, diperlukan upaya konservasi tanah yang komprehensif. Upaya ini dapat meliputi penggunaan teknik pertanian konservasi, seperti pengolahan tanah konservasi, penanaman tanaman penutup, dan penggunaan terasering. Selain itu, petani juga dapat menggunakan mesin pertanian yang lebih ringan dan mengurangi intensitas penggembalaan untuk meminimalkan pemadatan tanah.

Dengan mengatasi masalah erosi dan pemadatan tanah, petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memastikan ketahanan pangan di masa depan.

Berkurangnya keanekaragaman hayati

Berkurangnya Keanekaragaman Hayati, Pendidikan

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian tidak hanya berdampak pada lingkungan dan kualitas hasil pertanian, tetapi juga pada keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati mengacu pada variasi kehidupan di bumi, termasuk tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta ekosistem yang mereka bentuk.

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik dan pestisida, dapat mengurangi keanekaragaman hayati di lingkungan pertanian. Varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik seringkali dirancang untuk memiliki sifat tertentu yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap hama atau penyakit. Namun, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya variasi genetik dalam populasi tanaman, membuat tanaman lebih rentan terhadap ancaman baru.

Penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat berdampak negatif pada keanekaragaman hayati. Pestisida dapat membunuh serangga bermanfaat, seperti penyerbuk dan predator alami hama, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat menyebabkan ledakan populasi hama dan penurunan keanekaragaman hayati di lingkungan pertanian.

Berkurangnya keanekaragaman hayati di lingkungan pertanian memiliki dampak negatif yang luas. Keanekaragaman hayati sangat penting untuk ketahanan ekosistem, menyediakan layanan ekosistem seperti penyerbukan, pengendalian hama alami, dan pengaturan iklim. Berkurangnya keanekaragaman hayati dapat mengganggu layanan ekosistem ini dan berdampak negatif pada produktivitas pertanian dan kesehatan lingkungan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting untuk menggunakan iptek dalam bidang pertanian secara bijaksana dan bertanggung jawab, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada keanekaragaman hayati. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pertanian yang berkelanjutan, seperti pertanian organik dan pengelolaan hama terpadu, serta dengan mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati di lingkungan pertanian.

Meningkatnya kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit

Meningkatnya Kerentanan Tanaman Terhadap Hama Dan Penyakit, Pendidikan

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik (GMO) dan pestisida, dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Varietas unggul GMO seringkali dirancang untuk memiliki sifat tertentu yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu. Namun, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman genetik dalam populasi tanaman, membuat tanaman lebih rentan terhadap ancaman baru.

Penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Pestisida dapat membunuh serangga bermanfaat, seperti predator alami hama, yang berperan penting dalam mengendalikan populasi hama. Hal ini dapat menyebabkan ledakan populasi hama dan meningkatkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama.

Meningkatnya kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit merupakan salah satu pengaruh negatif utama iptek dalam bidang pertanian. Hal ini dapat menyebabkan penurunan hasil panen, peningkatan biaya produksi, dan ancaman terhadap ketahanan pangan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan iptek dalam bidang pertanian secara bijaksana dan bertanggung jawab, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

Pertanyaan yang Sering Diajukan mengenai Pengaruh Negatif Iptek dalam Bidang Pertanian

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian menjadi perhatian penting karena memberikan dampak terhadap lingkungan, kualitas hasil pertanian, dan sosial ekonomi. Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai topik ini:

Pertanyaan 1: Apa saja dampak negatif iptek dalam bidang pertanian terhadap lingkungan?

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, serta penggunaan teknologi pertanian modern yang tidak ramah lingkungan, dapat mencemari tanah dan air, merusak ekosistem, dan mengancam kesehatan manusia.

Pertanyaan 2: Bagaimana iptek dapat menurunkan kualitas hasil pertanian?

Penggunaan varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, penggunaan pestisida secara berlebihan, dan penggunaan teknologi pertanian yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas hasil pertanian.

Pertanyaan 3: Apa saja dampak sosial ekonomi negatif dari iptek dalam bidang pertanian?

Mekanisasi pertanian dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja, ketergantungan pada perusahaan besar, meningkatnya kesenjangan sosial, dan konflik sosial.

Pertanyaan 4: Mengapa petani menjadi rentan terhadap perusahaan besar?

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti benih unggul dan pupuk kimia, membuat petani bergantung pada perusahaan besar yang memproduksi input pertanian tersebut.

Pertanyaan 5: Bagaimana hilangnya lapangan kerja di bidang pertanian berdampak pada masyarakat?

Hilangnya lapangan kerja di bidang pertanian dapat menyebabkan pengangguran, kemiskinan, urbanisasi, dan berdampak pada ketahanan pangan.

Pertanyaan 6: Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif iptek dalam bidang pertanian?

Menggunakan iptek secara bijak dan bertanggung jawab, menerapkan teknik pertanian berkelanjutan, mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati, dan mengembangkan kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan.

Memahami pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian sangat penting untuk mengembangkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan memastikan ketahanan pangan di masa depan.

Lanjut ke bagian artikel berikutnya >>

Tips Meminimalkan Pengaruh Negatif Iptek dalam Bidang Pertanian

Penggunaan iptek dalam bidang pertanian memang membawa banyak manfaat, tetapi juga perlu diwaspadai pengaruh negatifnya. Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak negatif tersebut:

Tip 1: Gunakan Iptek Secara Bijak dan Bertanggung Jawab

Jangan berlebihan dalam penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Gunakan varietas tanaman yang tahan hama dan penyakit. Terapkan teknologi pertanian modern dengan memperhatikan dampak lingkungan.

Tip 2: Terapkan Teknik Pertanian Berkelanjutan

Gunakan teknik pengolahan tanah konservasi, tanam tanaman penutup, dan terapkan irigasi efisien. Teknik-teknik ini dapat mengurangi erosi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan menghemat air.

Tip 3: Promosikan Konservasi Keanekaragaman Hayati

Tanam berbagai jenis tanaman untuk menarik serangga bermanfaat dan menjaga keseimbangan ekosistem. Hindari penggunaan pestisida yang membunuh serangga bermanfaat.

Tip 4: Kurangi Ketergantungan pada Perusahaan Besar

Kembangkan benih dan pupuk sendiri atau bekerja sama dengan petani lain untuk memproduksi input pertanian sendiri. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar dan meningkatkan kemandirian petani.

Tip 5: Dukung Kebijakan Pertanian Berkelanjutan

Dukung kebijakan pemerintah yang mendorong pertanian berkelanjutan, seperti insentif untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati.

Dengan menerapkan tips ini, petani dapat memanfaatkan iptek untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan, kualitas hasil pertanian, dan sosial ekonomi.

Kembali ke bagian artikel sebelumnya <<

Kesimpulan

Pengaruh negatif iptek dalam bidang pertanian harus menjadi perhatian serius karena dapat berdampak pada lingkungan, kualitas hasil pertanian, dan sosial ekonomi. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, mekanisasi pertanian yang tidak terkendali, dan penggunaan varietas unggul yang dimodifikasi secara genetik tanpa memperhatikan keberlanjutan dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan.

Untuk meminimalkan dampak negatif tersebut, diperlukan penggunaan iptek secara bijak dan bertanggung jawab, penerapan teknik pertanian berkelanjutan, promosi konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan ketergantungan pada perusahaan besar, dan dukungan kebijakan pemerintah yang mendorong pertanian berkelanjutan. Dengan demikian, iptek dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial ekonomi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *