Bokashi, berasal dari kata Jepang yang berarti “bahan organik yang difermentasi”, adalah sebuah teknik pengomposan yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memecah bahan organik, seperti sisa makanan, ampas kopi, dan rumput yang dipangkas.
Bokashi menawarkan banyak manfaat, termasuk memperkaya tanah dengan nutrisi, meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, dan mengurangi limbah organik. Asal-usul teknik ini dapat ditelusuri kembali ke Jepang pada awal tahun 1900-an, ketika seorang profesor pertanian bernama Teruo Higa mengembangkannya sebagai cara untuk mendaur ulang sampah organik dan meningkatkan kesuburan tanah.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang proses bokashi, bahan-bahan yang diperlukan, dan manfaatnya bagi lingkungan dan pertanian.
Bokashi
Bokashi, sebuah teknik pengomposan yang memanfaatkan mikroorganisme, memiliki beberapa aspek penting yang memengaruhi keberhasilannya.
- Bahan Organik
- Mikroorganisme
- Proses Fermentasi
- Pengayaan Tanah
- Pengurangan Limbah
- Pembuatan Pupuk Cair
- Sifat Antipatogen
- Efektivitas Biaya
Aspek-aspek ini saling terkait dan bekerja sama untuk menciptakan hasil yang optimal. Bahan organik menyediakan makanan bagi mikroorganisme, yang kemudian memfermentasi bahan tersebut untuk menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi. Pupuk ini dapat memperkaya tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Bokashi juga membantu mengurangi limbah organik, menjadikannya teknik pengomposan yang ramah lingkungan. Selain itu, sifat antipatogennya dapat menekan penyakit pada tanaman, dan proses pembuatannya yang relatif mudah dan hemat biaya menjadikannya pilihan yang menarik bagi petani dan tukang kebun.
Bahan Organik
Dalam proses bokashi, bahan organik berperan sangat penting sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi. Mikroorganisme ini memanfaatkan bahan organik tersebut untuk menghasilkan asam organik, enzim, dan metabolit lainnya yang dapat memperkaya tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Contoh bahan organik yang dapat digunakan dalam bokashi antara lain sisa makanan, ampas kopi, rumput yang dipangkas, dan kotoran hewan. Bahan-bahan ini kaya akan karbon dan nitrogen, yang merupakan nutrisi penting bagi mikroorganisme dan tanaman. Dengan menggunakan bahan organik yang beragam, proses fermentasi bokashi dapat berjalan optimal dan menghasilkan pupuk yang berkualitas tinggi.
Pemahaman tentang hubungan antara bahan organik dan bokashi sangat penting untuk keberhasilan penerapan teknik pengomposan ini. Dengan menyediakan bahan organik yang cukup dan berkualitas, proses fermentasi akan berjalan dengan baik dan menghasilkan pupuk bokashi yang efektif untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Selain itu, penggunaan bahan organik dalam bokashi juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan karena dapat mengurangi limbah organik dan memanfaatkannya untuk tujuan yang bermanfaat.
Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan komponen penting dalam proses Bokashi. Mikroorganisme ini berperan dalam proses fermentasi bahan organik, yang menghasilkan pupuk kaya nutrisi yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Mikroorganisme yang terlibat dalam Bokashi antara lain bakteri menguntungkan, jamur, dan ragi.
Mikroorganisme ini memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makanan. Selama proses fermentasi, mikroorganisme memecah bahan organik dan menghasilkan asam organik, enzim, dan metabolit lainnya. Senyawa-senyawa ini membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, sehingga lebih mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, mikroorganisme juga menghasilkan hormon pertumbuhan tanaman dan zat pengatur tumbuh lainnya, yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Pemahaman tentang hubungan antara mikroorganisme dan Bokashi sangat penting untuk mengoptimalkan proses pengomposan. Dengan menyediakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, proses fermentasi dapat berjalan lebih cepat dan menghasilkan pupuk Bokashi yang berkualitas tinggi. Selain itu, penggunaan mikroorganisme dalam Bokashi juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan karena dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan memanfaatkan bahan organik secara efektif.
Proses Fermentasi
Proses fermentasi merupakan tahap krusial dalam teknik Bokashi, di mana bahan-bahan organik difermentasi oleh mikroorganisme untuk menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi. Proses ini melibatkan beberapa komponen penting yang bekerja sama untuk menciptakan pupuk Bokashi yang berkualitas tinggi.
- Bahan Organik
Bahan-bahan organik, seperti sisa makanan, ampas kopi, dan rumput, diolah dalam proses fermentasi dan diurai oleh mikroorganisme. Bahan-bahan ini menyediakan nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk berkembang dan menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
- Mikroorganisme
Proses fermentasi difasilitasi oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri menguntungkan, jamur, dan ragi. Mikroorganisme ini memecah bahan organik, menghasilkan asam organik, enzim, dan metabolit lain yang meningkatkan ketersediaan unsur hara dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
- Inokulan
Inokulan, yang mengandung mikroorganisme yang menguntungkan, sering ditambahkan ke campuran Bokashi untuk mempercepat proses fermentasi. Inokulan membantu memberikan lingkungan yang kaya mikroorganisme untuk penguraian bahan organik yang efisien.
- Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembapan, dan aerasi, memengaruhi proses fermentasi. Pengaturan kondisi ini secara optimal memastikan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme yang efisien, sehingga menghasilkan pupuk Bokashi yang berkualitas tinggi.
Dengan mengendalikan proses fermentasi melalui manajemen yang tepat dari bahan organik, mikroorganisme, inokulan, dan kondisi lingkungan, proses Bokashi dapat menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi, bermanfaat bagi tanah dan tanaman, serta berkontribusi pada daur ulang sampah organik dan pertanian berkelanjutan.
Pengayaan Tanah
Pengayaan tanah merupakan salah satu manfaat utama dari penggunaan Bokashi. Proses pengomposan Bokashi menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi yang dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan kesuburannya. Berikut adalah beberapa aspek penting dari pengayaan tanah yang berkaitan dengan Bokashi:
- Peningkatan Kandungan Organik
Bokashi menambahkan bahan organik ke dalam tanah, yang meningkatkan kapasitas menahan air, aerasi, dan struktur tanah secara keseluruhan. Bahan organik juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat, yang membantu memecah nutrisi dan membuatnya tersedia bagi tanaman.
- Peningkatan Ketersediaan Unsur Hara
Proses fermentasi Bokashi menghasilkan berbagai asam organik dan enzim yang membantu melepaskan unsur hara yang terikat dalam tanah, seperti fosfor dan kalium. Hal ini meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, yang mengarah pada pertumbuhan yang lebih baik dan hasil panen yang lebih tinggi.
- Pengurangan Erosi Tanah
Penggunaan Bokashi dapat membantu mengurangi erosi tanah dengan meningkatkan struktur tanah dan kapasitas menahan air. Bahan organik dalam Bokashi membantu mengikat partikel tanah, sehingga mengurangi kerentanan tanah terhadap erosi angin dan air.
- Peningkatan Aktivitas Mikroba Tanah
Bokashi kaya akan mikroorganisme yang menguntungkan, yang dapat meningkatkan aktivitas mikroba tanah. Mikroorganisme ini membantu menguraikan bahan organik, mendaur ulang unsur hara, dan menekan patogen tanah, sehingga menciptakan lingkungan tanah yang lebih sehat dan produktif.
Pengayaan tanah melalui penggunaan Bokashi merupakan proses berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Dengan meningkatkan kandungan organik tanah, ketersediaan unsur hara, dan aktivitas mikroba, Bokashi membantu menciptakan tanah yang sehat dan produktif yang dapat menopang pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil panen yang berlimpah.
Pengurangan Limbah
Teknik bokashi memiliki kaitan yang erat dengan pengurangan limbah. Salah satu manfaat utama bokashi adalah kemampuannya untuk mengolah sampah organik, seperti sisa makanan, ampas kopi, dan rumput yang dipangkas. Proses fermentasi bokashi mengubah limbah organik ini menjadi pupuk yang kaya nutrisi, sehingga dapat mengurangi jumlah limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Pengurangan limbah menjadi komponen penting dari bokashi karena beberapa alasan. Pertama, proses bokashi dapat mengolah berbagai jenis limbah organik, sehingga membantu mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir. Kedua, pupuk bokashi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, sehingga membantu mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Ketiga, bokashi dapat dibuat dalam skala kecil maupun besar, sehingga dapat diterapkan di rumah tangga, komunitas, atau skala industri.
Contoh nyata pengurangan limbah melalui bokashi dapat ditemukan di banyak tempat di dunia. Di Jepang, teknik bokashi telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengelola limbah organik dari rumah tangga dan bisnis. Di Indonesia, beberapa kota telah mengimplementasikan program bokashi untuk mengurangi limbah organik di masyarakat. Program-program ini telah berhasil mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah organik.
Pemahaman tentang hubungan antara pengurangan limbah dan bokashi sangat penting untuk mempromosikan praktik pengomposan yang berkelanjutan. Dengan mengurangi limbah organik melalui bokashi, kita dapat menghemat sumber daya alam, mengurangi polusi, dan berkontribusi pada pertanian berkelanjutan. Selain itu, penggunaan pupuk bokashi dapat meningkatkan kesehatan tanah dan produktivitas tanaman, yang pada akhirnya mengarah pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Pembuatan Pupuk Cair
Pembuatan pupuk cair merupakan salah satu aspek penting dalam teknik Bokashi. Pupuk cair Bokashi, yang dikenal juga sebagai “air Bokashi”, adalah larutan yang kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman dan meningkatkan kesehatan tanah. Pembuatan pupuk cair Bokashi melibatkan beberapa komponen dan proses yang saling terkait, yang akan dibahas lebih detail dalam poin-poin berikut:
- Proses Fermentasi
Pembuatan pupuk cair Bokashi dimulai dengan proses fermentasi bahan organik menggunakan mikroorganisme. Bahan-bahan organik, seperti sisa makanan, ampas kopi, dan rumput, difermentasi dalam wadah tertutup tanpa akses oksigen. Selama proses fermentasi, mikroorganisme mengurai bahan organik dan menghasilkan berbagai asam organik, enzim, dan hormon pertumbuhan tanaman.
- Penambahan Air
Setelah proses fermentasi selesai, air ditambahkan ke dalam campuran Bokashi untuk membuat larutan pupuk cair. Rasio air dan Bokashi dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kebutuhan nutrisi tanah. Pupuk cair Bokashi yang siap digunakan biasanya berwarna coklat tua dan memiliki aroma yang sedikit asam.
- Aplikasi Pupuk Cair
Pupuk cair Bokashi dapat diaplikasikan ke tanaman dengan berbagai cara, seperti penyiraman, penyemprotan daun, atau fertigasi. Pupuk cair ini dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman di kebun, tanaman hias, atau bahkan tanaman pertanian skala besar. Pemberian pupuk cair Bokashi secara teratur dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan kesehatan tanah secara keseluruhan.
- Manfaat bagi Pertanian Berkelanjutan
Pembuatan pupuk cair Bokashi sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Pupuk cair ini membantu mengurangi limbah organik, memanfaatkan sumber daya lokal, dan meningkatkan kesuburan tanah tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Penggunaan pupuk cair Bokashi dapat berkontribusi pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pembuatan pupuk cair Bokashi merupakan aspek penting dari teknik Bokashi yang menawarkan banyak manfaat bagi pertanian dan lingkungan. Dengan memahami komponen, proses, dan aplikasi pupuk cair Bokashi, petani dan tukang kebun dapat memanfaatkan teknik ini untuk meningkatkan kesehatan tanaman, tanah, dan sistem pangan secara keseluruhan.
Sifat Antipatogen
Bokashi memiliki sifat antipatogen yang menjadikannya bermanfaat dalam pertanian dan pengelolaan limbah organik. Sifat ini disebabkan oleh proses fermentasi anaerobik yang terjadi selama pembuatan Bokashi. Mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi menghasilkan asam organik, enzim, dan metabolit antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas patogen tanah.
Sifat antipatogen Bokashi telah dibuktikan melalui berbagai penelitian ilmiah. Dalam sebuah penelitian, ekstrak Bokashi terbukti efektif menghambat pertumbuhan jamur patogen Fusarium oxysporum pada tanaman tomat. Studi lain menunjukkan bahwa aplikasi Bokashi pada tanah dapat menekan penyakit layu bakteri pada tanaman kubis yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris.
Sifat antipatogen Bokashi memiliki beberapa aplikasi praktis dalam pertanian dan pengelolaan limbah organik. Pertama, Bokashi dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada kompos untuk mempercepat proses pengomposan dan menekan patogen yang mungkin ada dalam sampah organik. Kedua, Bokashi dapat diaplikasikan langsung ke tanah untuk memperbaiki kesehatan tanah dan menekan penyakit tanaman. Ketiga, Bokashi dapat digunakan untuk mengolah limbah organik yang terinfeksi patogen, sehingga mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Pemahaman tentang sifat antipatogen Bokashi sangat penting untuk memanfaatkan teknik ini secara efektif dalam pertanian dan pengelolaan limbah organik. Dengan memanfaatkan sifat antipatogennya, Bokashi dapat berkontribusi pada produksi tanaman yang lebih sehat, pengurangan penggunaan pestisida kimia, dan pengelolaan limbah organik yang berkelanjutan.
Efektivitas Biaya
Efektivitas biaya merupakan aspek penting dari teknik Bokashi. Bokashi dapat diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan relatif murah, seperti sisa makanan, ampas kopi, dan rumput yang dipangkas. Proses pembuatan Bokashi juga tidak memerlukan peralatan atau infrastruktur yang mahal. Dengan demikian, Bokashi menjadi teknik pengomposan yang hemat biaya dan dapat diakses oleh banyak orang, termasuk petani kecil dan masyarakat umum.
Selain biaya produksi yang rendah, Bokashi juga dapat menghemat biaya untuk pembelian pupuk kimia. Bokashi kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk sintetis yang umumnya lebih mahal. Penggunaan Bokashi dalam jangka panjang dapat menghemat biaya produksi pertanian yang signifikan, terutama bagi petani yang mengandalkan pupuk kimia untuk menyuburkan tanah mereka.
Sebagai contoh, sebuah studi kasus di Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan Bokashi pada tanaman padi dapat mengurangi biaya produksi hingga 20%. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya penggunaan pupuk kimia dan peningkatan hasil panen yang dihasilkan oleh penggunaan Bokashi. Studi kasus lain di Filipina menunjukkan bahwa Bokashi dapat meningkatkan pendapatan petani hingga 30% karena peningkatan hasil panen dan pengurangan biaya produksi.
Pemahaman tentang efektivitas biaya Bokashi sangat penting untuk mempromosikan adopsi teknik ini secara luas. Dengan menekankan manfaat ekonomis dari Bokashi, petani dan masyarakat dapat terdorong untuk menggunakan teknik ini untuk menyuburkan tanah, meningkatkan hasil panen, dan menghemat biaya produksi. Efektivitas biaya Bokashi berkontribusi pada keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan dengan menyediakan solusi pengomposan yang terjangkau dan efisien.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Bokashi
Bagian ini berisi pertanyaan yang sering diajukan dan jawabannya mengenai teknik pengomposan Bokashi. Pertanyaan-pertanyaan ini membahas berbagai aspek Bokashi, mulai dari bahan-bahan yang digunakan hingga manfaat dan aplikasinya.
Pertanyaan 1: Apa saja bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat Bokashi?
Jawaban: Bokashi dapat dibuat menggunakan berbagai bahan organik, seperti sisa makanan, ampas kopi, rumput yang dipangkas, dan kotoran hewan. Bahan-bahan ini kaya akan karbon dan nitrogen, yang merupakan nutrisi penting bagi mikroorganisme dan tanaman.
Pertanyaan 2: Bagaimana cara membuat Bokashi?
Jawaban: Proses pembuatan Bokashi melibatkan pencampuran bahan organik dengan inokulan, yang mengandung mikroorganisme menguntungkan. Campuran ini kemudian difermentasi dalam wadah tertutup selama 2-4 minggu. Selama proses fermentasi, mikroorganisme memecah bahan organik dan menghasilkan asam organik dan nutrisi lainnya.
Pertanyaan 3: Apa saja manfaat menggunakan Bokashi?
Jawaban: Bokashi memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan kesuburan tanah, menyuburkan tanaman, dan mengurangi limbah organik. Bokashi juga dapat menekan penyakit tanaman dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara mengaplikasikan Bokashi ke tanah?
Jawaban: Bokashi dapat diaplikasikan ke tanah dengan cara menyebarkannya secara merata di permukaan tanah atau dengan mencampurnya ke dalam tanah. Bokashi juga dapat dicampur dengan air untuk membuat pupuk cair yang dapat disiramkan ke tanaman.
Pertanyaan 5: Apakah Bokashi aman digunakan pada tanaman organik?
Jawaban: Ya, Bokashi aman digunakan pada tanaman organik karena proses pembuatannya yang tidak menggunakan bahan kimia sintetis. Bokashi justru dapat meningkatkan kualitas tanah dan kesehatan tanaman secara alami.
Pertanyaan 6: Berapa lama Bokashi dapat bertahan?
Jawaban: Bokashi yang disimpan dengan benar dalam wadah tertutup dapat bertahan hingga satu tahun atau lebih. Selama penyimpanan, Bokashi akan terus mengalami proses fermentasi dan menjadi lebih kaya nutrisi.
Pertanyaan yang sering diajukan ini memberikan ringkasan komprehensif tentang teknik pengomposan Bokashi dan manfaatnya. Dengan memahami prinsip dan praktik Bokashi, kita dapat memanfaatkan teknik ini untuk meningkatkan kesuburan tanah, menyuburkan tanaman, dan mengurangi limbah organik secara efektif.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Bokashi, silakan lanjutkan membaca artikel kami yang akan mengulas lebih dalam tentang manfaat, aplikasi, dan peran penting Bokashi dalam pertanian berkelanjutan.
Tips Mengoptimalkan Proses Bokashi
Bagian ini menyajikan beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda mengoptimalkan proses Bokashi untuk mendapatkan hasil kompos terbaik.
Tips 1: Gunakan Bahan Organik yang Beragam: Campurkan berbagai bahan organik, seperti sisa makanan, rumput yang dipangkas, dan kotoran hewan, untuk menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi bagi mikroorganisme.
Tips 2: Sesuaikan Rasio Bahan: Pertahankan rasio karbon terhadap nitrogen sekitar 30:1. Ini akan memastikan keseimbangan yang tepat untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme.
Tips 3: Tambahkan Inokulan: Gunakan inokulan komersial atau larutan EM4 untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan populasi mikroorganisme yang bermanfaat.
Tips 4: Kontrol Kelembapan: Jaga agar campuran Bokashi tetap lembap tetapi tidak terlalu basah. Kelembapan yang optimal berkisar antara 60-70%.
Tips 5: Aerasi Secara Teratur: Aduk atau balik campuran Bokashi secara teratur untuk memberikan aerasi dan mencegah penumpukan gas.
Tips 6: Tutup Wadah dengan Benar: Simpan campuran Bokashi dalam wadah tertutup untuk menciptakan kondisi anaerobik yang diperlukan untuk fermentasi.
Tips 7: Perhatikan Suhu: Proses fermentasi optimal pada suhu sekitar 25-30 derajat Celcius. Sesuaikan suhu sesuai kebutuhan.
Tips 8: Sabar dan Konsisten: Proses Bokashi membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu. Bersabarlah dan konsisten dalam mengikuti langkah-langkah untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat mengoptimalkan proses Bokashi dan menghasilkan kompos yang kaya nutrisi untuk menyuburkan tanah dan menyuburkan tanaman.
Bagian selanjutnya dari artikel ini akan membahas peran Bokashi dalam pertanian berkelanjutan dan manfaatnya bagi lingkungan dan ketahanan pangan.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengulas teknik pengomposan Bokashi secara komprehensif, menyoroti manfaatnya bagi tanah, tanaman, dan pengelolaan limbah. Pembahasan mendalam tentang proses fermentasi Bokashi, bahan-bahan yang digunakan, dan aplikasi praktis memberikan pemahaman yang komprehensif tentang teknik ini.
Beberapa poin utama yang perlu ditekankan meliputi:
- Bokashi memanfaatkan mikroorganisme untuk memfermentasi bahan organik, menghasilkan pupuk kaya nutrisi yang meningkatkan kesuburan tanah.
- Proses fermentasi Bokashi bersifat antipatogen, menekan penyakit pada tanaman dan meningkatkan kesehatan tanah.
- Bokashi merupakan teknik pengomposan yang hemat biaya dan efektif, mengurangi limbah organik dan menghemat biaya pupuk kimia.
Memahami dan menerapkan teknik Bokashi sangat penting untuk pertanian berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan kekuatan mikroorganisme, Bokashi menawarkan solusi inovatif untuk menyuburkan tanah, menyuburkan tanaman, dan mengurangi jejak lingkungan kita. Mari kita merangkul teknik ini dan berkontribusi pada sistem pangan yang lebih sehat dan masa depan yang lebih berkelanjutan.